Alasan Pentingnya Vaksinasi Covid

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, misalnya, menyetujui penggunaan vaksin Pfizer/BioNTech untuk anak berusia di atas 12 tahun pada pertengahan Mei 2021. Sebanyak 5,7 juta anak telah divaksinasi penuh hingga 29 Juni 2021, atau setara dengan 4% dari complete penerima vaksin penuh. Adanya mutasi Covid-19 varian delta menyebabkan tingkat risiko penularan Covid-19 meningkat. Vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik pada penyakit COVID-19 agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat. Jadwal imunisasi sudah ditentukan berdasarkan kelompok umur dan frekuensi pemberian dengan mempertimbangkan efektivitas dan keamanan dari vaksin yang akan diberikan. Frekuensi pemberian ada yang cukup satu kali, maupun lebih dari satu kali sesuai ketentuan yang ada.

Pentingnya vaksinasi

Pemerintah Polandia, Estonia, Islandia, Rumania, Georgia, dan Seychelles, menyatakan akan membebaskan wisatawan dari karantina asalkan sudah divaksin dan mampu menunjukkan sertifikat vaksinasi. Aplikasi PeduliLindungi juga memberitahu bagaimana status kasus Covid-19 di kawasan tertentu dan riwayat perjalanan pemiliknya. Jika ingin melakukan perjalanan internasional, sertifikat vaksinasi atau paspor vaksin juga menjadi syarat wajib.

Jadi, dengan mendapatkan vaksin COVID-19, tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga orang-orang di sekitar yang belum memiliki kekebalan terhadap virus Corona. Vaksin COVID-19 diharapkan bisa menjadi solusi untuk menyudahi pandemi yang telah memakan banyak korban jiwa serta melumpuhkan aktivitas masyarakat, dan partisipasi masyarakat dalam program vaksinasi ini akan sangat membantu pemulihan kondisi negara. Dalam menanggulangi pandemi Covid-19, upaya vaksinasi dilakukan tidak hanya menjadi satu-satunya upaya untuk melindungi masyarakat dari penularan Covid-19. Pasalnya, vaksin bukanlah satu-satunya cara untuk mencegah penyakit, termasuk COVID-19. Upaya vaksinasi yang dilakukan saat ini, tidak semata-mata menjadi satu-satunya upaya melindungi masyarakat dari penularan Covid-19. Vaksinasi tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan protokol kesehatan.

Vaksin yang diberikan terpisah maupun bersamaan memiliki keamanan dan efektivitas yang sama. Vaksin diberikan dalam bentuk kombinasi bertujuan agar bayi semakin sedikit terpapar jarum dan dalam sekali suntik 3 penyakit bisa dicegah. Untuk menumbuhkan rasa nyaman pada bayi pasca penyuntikan, bayi dapat segera dipeluk dan dialihkan perhatiannya oleh orang tua, kemudian diberi susu. Selain melindungi diri sendiri, vaksinasi juga akan melindungi orang lain yang tidak bisa melakukan vaksinasi akibat berbagai alasan. Terkait masyarakat yang enggan divaksin, dirinya menegaskan agar jangan sampai masyarakat menunggu terpapar baru menyadari bahaya Covid-19 dan pentingnya vaksinasi.

Apabila terjadi pertumbuhan populasi bakteri atau virus yang merugikan, maka tubuh manusia akan sakit. Dijelaskan juga, vaksin Covid-19 yang diberikan pemerintah kepada masyarakat telah dilakukan uji klinis yang bisa dipertanggungjawabkan, apa pun mereknya. “Yakinlah upaya prokes adalah upaya penting, di hulunya bukan di hilirnya, di hulunya kita halau sekarang, sehingga jika hulu berhasil dengan baik maka hilir akan bisa ditangani dengan baik,” jelasnya. Penyakit-penyakit yang terjadi dari infeksi umumnya mempunyai dampak berat dan berbahaya yang bisa ditimbulkan, misalnya kecatatan atau bahkan kematian.

Memiliki kekebalan yang spesifik maka mencegah tubuh terinfeksi virus atau bakeri pembawa penyakit. Dengan adanya vaksin di tubuh, melatih tubuh kita untuk kenal, lawan dan kebal terhadap penyebab penyakit seperti virus dan bakteri. Namun, kabar baik bagi kita semua bahwa vaksinasi COVID-19 kini sudah mulai dilakukan, termasuk di Indonesia. Saat ini vaksin COVID-19 masih dalam proses pelaksanaan dan distribusi ke seluruh penjuru Indonesia, agar seluruh masyarakat bisa mendapatkannya.

Hal ini tidak mematahkan semangat mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga untuk tetap berkontribusi mendedikasikan diri sebagai calon tenaga medis dan mengedukasi masyarakat terkait isu kesehatan terkini. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka organisasi mahasiswa eksternal AMSA-Unair dan CIMSA UNAIR mengadakan kolaborasi berupa sebuah acara yang berjudul ACYCLOVIR, singkatan dari AMSA-Unair and CIMSA UNAIR Collaborating on Addressing Rumors About Vaccines. ACYCLOVIR terdiri dari serangkaian acara yang diselenggarakan dengan mengangkat tema “Vaksinasi COVID-19”. Meski keadaan tidak memungkinkan acara untuk diadakan secara langsung, namun antusiasme dari keluarga mahasiswa dan masyarakat tidak surut dalam mengikuti setiap kegiatannya.

Sedangkan pembahasan tentang “Vaksin – Apa dan Mengapa, dan Buat Siapa Saja” disampaikan oleh dr. Indro Harianto, Sp.PD selaku Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya sekaligus dokter spesialis penyakit dalam. Kegiatan webinar seri edukasi masyarakat ini dapat diikuti oleh masyarakat secara gratis melalui channel YouTube LPPM Ubaya . Agar masyarakat mendapat informasi utuh dan benar seputar manfaat dan pentingnya vaksinasi Covid-19. Masyarakat diminta tak perlu khawatir dengan vaksinasi vaksin Covid-19 yang bernama Sinovac.

Tak ada pula yang dapat memastikan kapan vaksin akan menghentikan penularan virus mematikan tersebut. Demi mewujudkan harapan pemulihan itu, butuh peran serta aktif masyarakat di seluruh dunia untuk mendapatkan vaksin virus corona, termasuk di Indonesia. Melihat kondisi saat ini pemberian vaksin terhadap remaja penting untuk dilakukan. Efikasi dan profil keamanan Sinovac terhadap usia anak anak remaja tidak berbeda makna dengan efikasi dan profil keamanan pada usia di atas 18 tahun. Terdapat kandidat vaksin yang dapat diberikan untuk mereka yang berusia 60 hingga 89 tahun. Namun, tahap awal vaksinasi diberikan pada orang dewasa sehat usia tahun yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar COVID-19.

Padahal, vaksin ini sangat penting untuk melindungi masyarakat dari penyebaran Covid-19. Jika kondisi kesehatan masyarakat terjaga, tentunya kondisi sosial dan ekonomi negara yang terkenal dampak pandemi akan kembali pulih. Akibat kekebalan cenderung mengalami penurunan, maka ini akan berpengaruh pada respons tubuh saat menerima pengobatan, dalam hal ini vaksin corona. Dengan kata lain, ada kemungkinan vaksin akan lebih bekerja lebih baik pada orang-orang yang berusia lebih muda.